Wisata Jawa Timur, Daya tarik Wisata Gunung Bromo selain dari pada Sunrisenya adalah kawah gunung yang masih aktif dan hamparan lautan pasirnya yang luas, dengan diameter 8-10 km dengan kemiringan ± 60-80 derajat dan tinggi berkisar antara 200-600 meter.
Daya tarik dari Gunung Bromo yang istimewa adalah kawah gunung di tengah kaldera yang sampai saat ini masih mengupulkan asap putihnya sepanjang waktu, menandakan gunung Bromo masih aktif. Tidak kalah mempesonanya dengan kawah Bromo, lautan pasirnya yang membentang luas disekeliling kaldera Bromo dengan diameter 8-10 km dengan kemiringan ± 60-80 derajat dan tinggi berkisar antara 200-600 meter.
Legenda Masyarakat Tengger
Menurut legenda dijelaskan tentang asal usul Suku Tengger ini. Dahulu di pulau Jawa di perintah oleh Raja Brawijaya dari Majapahit yang mempunyai anak perempuan bernama Rara Anteng yang menikah dengan Joko Seger, keturunan Brahmana. Ketika terjadi pergolakan di pulau Jawa, sebagian masyarakat yang setia pada agama Hindu melarikan diri ke pulau Bali. Sebagian lainnya menarik diri dari dunia keramaian dan bermukim di sebuah dataran tinggi di kaki Gunung Bromo, dipimpin oleh Roro Anteng dan Joko Seger, jadilah mereka suku Tengger, kependekan dari AnTeng dan SeGer.
Sejarah Pembentukan Gunung Bromo
Menurut sejarah terbentuknya Gunung Bromo dan lautan pasir berawal dari dua gunung yang saling berimpitan satu sama lain. Gunung Tengger (4.000 m dpl) yang merupakan gunung terbesar dan tertinggi di Indonesia pada waktu itu. Kemudian terjadi letusan kecil, materi vulkanik terlempar ke tenggara sehingga membentuk lembah besar dan dalam sampai ke desa Sapi kerep. Disusul dengan letusan dahsyat kemudian menciptakan kaldera dengan diameter lebih dari delapan kilometer.Karena dalamnya kaldera, materi vulkanik letusan lanjutan tertumpuk di dalam dan sekarang menjadi lautan pasir dan di duga dulu kala pernah terisi oleh air dan kemudian aktivitas lanjutan adalah munculnya lorong magma ditengah kaldera sehingga muncul gunung - gunung baru antara lain Gunung Widodaren, Gunung watangan, Gunung Kursi, Gunung Batok dan Gunung Bromo.
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru adalah taman nasional di Jawa Timur, Indonesia, yang terletak di wilayah administratif Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Taman yang bentangan barat-timurnya sekitar 20-30 kilometer dan utara-selatannya sekitar 40 km ini ditetapkan sejak tahun 1982 dengan luas wilayahnya sekitar 50.276,3 ha.Komplek Pegunungan yang Luas
Gunung Bromo termasuk bagian salah satu gunung yang berada di Komplek Pegunungan Tengger. Pada hamparan pasir yang sangat luas (Laut Pasir) dengan gunung-gunung di tengahnya yaitu: Gunung Bromo (2.392 m dpl), Gunung Batok ( 2.440 m dpl), Gunung Widodaren (2.614 m dpl), Gunung Watangan (2.601 m dpl) dan Gunung Kursi (2.581 m dpl).Di sekeliling kaldera Tengger terdapat beberapa gunung diantaranya adalah gunung Penanjakan (2.770 m dpl.), Gunung. Cemorolawang, gunung Lingker (2.278m dpl.), Gunung Pundak Lembu (2.635 m dpl.), Gunung Jantur (2.705 m dpl.), Gunung Ider-ider (2.527 m dpl.) serta Gunung Mungal (2.480 m dpl.). Sedangkan pada Komplek Pegunungan Jambangan terdapat Gunung Lanang (2.313 m dpl), Ayek-ayek (2.819 m dpl), gunung Panggonan Cilik (2.883 m dpl), Gunung Keduwung (2.334 m dpl), Gunung Jambangan (3.020 m dpl), Gunung Widodaren (2.000 m dpl), Gunung Kepolo (3.035 m dpl), Gunung Malang (2.401 m dpl), dan Gunung Semeru (3.676 m dpl).
Menikmati Matahari Terbit Sempurna di Bromo
Salah satu atraksi yang paling menarik di atas Gunung Bromo adalah Matahari terbit (sunrise). Gumpalan awan yang menutup langit perlahan - lahan tersibak oleh bola putih terang kekuning - kuningan. Cahaya merah merona diufuk timur, perlahan - lahan timbulah terang yang kian membesar hingga membentuk setengah lingkaran. Sang Surya yang merah menyala, berangsur - angsur warnanya berubah menjadi keemasan.Saat pagi menjelang, sebagai pertanda dimulainya kehidupan baru di hari itu, semuanya akan kita kembalikan kepada Sang Pemilik waktu, Sang Pencipta Alam Semesta. Atraksi detik demi detik pergantian pagi hari dapat dinikmati secara sempurna dari puncak Pananjakan.
Upacara Kasodo
Pada tanggal 14 dan 15 bulan ke duabelas (tahun Jawa) atau bulan Desember/Januari (tahun Masehi) diadakan upacara Kasada. Dalam upacara ini persembahan sebagian hasil sawah, ladang dan ternak masyarakat dengan melemparkannya ke kawah Gunung Bromo sebagai tanda syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Selain Upacara Kasodo juga di kenal Upacara Karo dan Ayak-ayak.Rute Perjalanan Menuju Gunung Bromo
Dari Surabaya. Untuk menuju Gunung Bromo dari arah Pasuruan. Dari Surabaya kita naik bis menuju Probolinggo dan turun di Pasuruan yang membutuhkan watu 1,5 jam. Selanjutnya naik angkutan umum menuju Desa Tosari - Wonokitri. Di Wonokitri kita dapat bermalam di hotel atau Homestay atau dapat juga langsung meneruskan per-jalanan menuju Gunung Pananjakan atau masuk ke lautan pasir menuju puncak Gunung Bromo. Bila dari arah Probolinggo, kita naik angkot atau bis menuju Sukapura, kemudian kita terus ke Ngadisari.Dari Ngadisari naik kuda atau berjalan kaki menuju Cemoro Lawang ± 3 km. Di Cemoro lawang kita dapat bermalam di hotel atau Homestay. Besok pagi kita dapat melanjutkan perjalanan ke kawah Gunung Bromo, yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau naik kuda yang disewakan oleh masyarakat setempat.
Dari arah Malang kita bisa lewat Jemplang, Ngadas. Dari Malang naik minibus menuju ke Tumpang (18 Km) sekitar 30 menit.
Dari Tumpang perjalanan kita lanjutkan dengan naik Jeep menuju ke Jemplang sekitar 1,5 jam perjalanan melewati Desa Gubuk Klakah dan Desa Ngadas. Disekitar perjalanan kita dapat menyaksikan pemandangan alam yang berupa kebun-kebun penduduk yang berada di lereng-lereng gunung dan hutan alam yang masih asli. Memasuki Desa Ngadas di sekitar jalan kita melewati hutan cemara yang tertata rapi. Kondisi jalan dari Tumpang menuju Jemplang sekarang sudah cukup baik.
COMMENTS